Pages

Senin, 09 Juni 2014

Tentang Telaga


Tentang Telaga  












Telaga itu sedemikian menjanjikan. Riaknya setenang alunan tembang nirwana. Sejuknya mampu menggerus kerontang gurun. Namun ia, selalu, menjadikan aku tertegun.
                        
Jangan tanya, terlebih tentang telaga itu. Dan tidak ada yang tahu betapa batinku seperti tercabik tiap kali harus memaparkan kesejatiannya. Tanya yang kudengar laksana lesatan anak panah beracun yang mengincar gumpal jantung, tapi jawab yang kulafaskan melebihi hujaman panah apa pun. Menghabisi, membunuh keji.

Cukup. Aku ingin berbalik dan meninggalkan telaga itu, membiarkannya menatap mesra arakan mega putih di langit biru, membiarkannya disentuh sapuan angin yang hadir menderu. Aku ingin pergi, lari, namun ia terus memintaku untuk menunggu. Menabahkan diri sejenak lagi, dan ia berjanji untuk menghampiri.

Telaga... aku mengerti engkau berkasta. Tapi mengertikah engkau bahwa aku memiliki lelah, lemah, dan juga jengah? Penantian ini terlanjur mengundang rasa hampa. Aku tak mau nanti terbuta, dan tak sanggup paham bahwa bukan hanya engkau satu-satunya telaga yang bertahta.

Cukup. Aku ini manusia. Bukan awan yang bisa bercinta denganmu tanpa tujuan apa-apa, bukan pula angin yang bisa membelaimu tanpa mengeluhkan apa-apa. Aku punya cita, dan untuk itu aku harus pergi, lari. Tidak menunggu lagi.

"Sabar...," bisikmu, "mungkin secepatnya."

Tidak. Aku cuma ingin hari ini, saat ini, di detik yang ini. Dan bila engkau tak juga menghampiri, izinkan aku kembali. Ke sungai itu, yang meski keruh dan seolah tak berujung, tiada akan ia berdusta. Sebatas memicuku untuk teguh berupaya, mengarungi tanpa jiwa hilang asa. Dan aku pun tahu ia tidak pernah berjanji, tapi memberi, seandainya tapakku terhantar nanti.

Telaga... aku cuma ingin sekarang ini. Sebelum airmu terpercik ke tubuhku dan membakar bagai api. Menghabisi, membunuh keji. Sama halnya dengan jawab tentangmu yang harus kuurai hingga selesai. Kau... yang bergolak dan mengintimidasi, menjadikan aku selalu tersaput ngeri.


*Catatan 04 Juli 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar