Lucunya Dunia Ini
Di
suatu sore, kira-kira satu setengah bulan yang lewat, ada seorang teman
lama ( cowok ) menelepon saya. Kami bercakap layaknya orang yang telah
menahun tidak saling mendengar kabar. Tapi di tengah-tengah obrolan itu,
tiba-tiba dia menyeletuk, 'Eh, dulu waktu SMA kita pernah sekelas nggak
ya?'. Sontak saya terkaget, dan dalam kekakuan saya menjawab, 'Hm,
kayaknya nggak deh'.
Oh
Tuhan... bahkan kami dulu teman sebangku, tapi dia tidak mengingat itu.
Entah karena apa, entah karena dia amnesia, pura-pura lupa, atau memang
betulan lupa. Namun satu hal yang kemudian disimpulkan oleh hati saya,
'Apa dia begitu karna sekarang dia telah menjadi sesuatu?'
Barangkali
iya. Sebuah 'level' sering kali sanggup dengan instan mengubah
kepribadian manusia, mengubahnya sombong, atau bahkan lupa pada tanah
asalnya sama sekali. Sungguh saya miris, meski batin saya tidak teriris.
Mendadak saya merasa terdampar di semesta antah barantah. Hanya ada
saya dan dia di sana. Dia duduk si singgahsana, sementara saya duduk
lesehan di pasir berdebu. Saya jadi seolah kecil, kerdil, dan dialah
yang berkuasa.
'Yeah, you are nothing,'
pikiran saya berbisik, mengolok-olok diri saya sendiri. Maka demi
melepas segala penat yang mendesak itu, saya menyudahi sambungan
telepon, beralasan bahwa ada yang ingin saya kerjakan padahal tidak.
Dan
hingga malam ini, peristiwa tersebut terus menari di benak saya,
mengusik, dan akan saya kenang hingga kapan pun. Demi Tuhan saya sempat
mengumpat kesal, namun kemudian saya tertawa dalam hati, menganggapnya
sebagai lawakan antik di tengah bentangan semesta tempat saya hidup.
Wahai dunia, sungguh terkadang engkau lucu.
*Catatan 05 Juli 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar