Bintang Kecil
Namun
aku tak akan hinggap di hatinya, meski liukan itu telah menelusup ke
penjuru terdalam yang kupunya. Ia terlalu indah, itulah yang membuatku
gentar sekaligus ngeri. Maka cukuplah saja dengan begini, dari kejauhan
aku meresapi, menghayati. Kilaunya yang menghampar, pesonanya yang
memancar. Ia serupa langit, tinggi tak terperi, terlampau berjarak dari
bumi. Maka cukuplah saja dengan begini, aku menjadi bintang kecil,
setitik mungil yang tidak perlu ia toleh, apalagi datangi. Begitu
berjuta bintang di sana, di dekatnya, mengerjapkan benderang yang amat
sakti. Jadi tidak usah aku, noktah yang bahkan tak memiliki sama sekali
cahaya.
Lupakan,
ini tidaklah penting. Atau jikalau memang ini bermakna, tetap aku bukan
siapa-siapa. Hanya si kecil. Si mungil. Bintang yang tidak patut
disebut sebagai bintang. Engkaulah langit yang sejati, tinggi tak
terperi, terlampau berjarak dari bumi. Engkaulah indah yang sejati.
Terlalu indah, membuatku gentar sekaligus ngeri. Maka cukuplah saja
dengan begini. Pandangku meresapi. Menghayati. Mencintaimu hingga mati.
Dari sini.
*Catatan 04 Juli 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar