Dari Engkau, Dari Kamu
Ada
yang seperti tidak terpenuhi pada batinku, entah apa. Dan seperti ada
pula yang memilu di sebelah bagiannya. Barangkali aku merindu, entah
pada siapa.
Malam.
Bintang. Bulan. Bahkan kini tak bisa kutatapi semuanya dengan sempurna,
dengan perasaan menikmati, meresapi. Aku seolah makhluk tawar. Tertawa
pun pastinya palsu, sebagaimana aku tersenyum. Ada yang janggal pada
hidupku, entah kenapa. Dan seperti ada pula yang menghampa di separuh
bagiannya. Barangkali aku mencinta, entah untuk apa.
Yang
kupahami hanyalah mata yang terus-menerus ingin nanar. Juga desakan
itu. Yang menekan dadaku tak ubahnya godam raksasa. Aku terimpit,
terjepit, namun senantiasa aku menahannya. Menanggulanginya.
Menyembunyikannya. Dari mereka yang satu atap denganku, dari mereka yang
berpapasan denganku, dari angin tipis yang mendesis, dari malam,
bintang, bulan.
Terutama dari engkau.
Bisakah
engkau tahu, bahwa mungkin yang kurindu adalah kamu? Bisakah engkau
mendengar bisik rasaku? Bisakah engkau peka, jika ternyata yang kucinta
cumalah kamu saja? Bisakah engkau menyadarinya?
Tidak
perlu dijawab, aku telah mengerti. Dan semoga bukan kamu. Bukan engkau.
Yang aku rindu, yang aku cinta. Semoga aku keliru. Karena terlalu
banyak sosok yang berkelebat dan mengusik, terlalu banyak yang istimewa
dan menjadikan aku teringat-ingat, terlalu banyak yang esok datang lagi
lalu memancarkan pesona lagi.
Tapi
semoga bukan kamu, bukan engkau lagi. Karena aku tahu ada beragam
manusia yang bisa merindumu, mencintamu, rela menghimpun waktu
berjam-jam hanya untuk merenungkanmu, mendambamu, memujamu dalam nyata
namun tanpa kata. Cuma diam, sambil sesekali terpejam. Dan dalam kelam
ada kamu atau engkau yang hadir rupawan, mengulurkan tangan tanpa
digelayuti beban, kemudian disambut dengan anggukan.
Kamu
atau engkau adalah idola, tempat merindu, mencinta. Namun dunia
melarangku untuk buta, dan aku mengerti, cukup sekali ini saja aku
mengulanginya, karena bila ada yang ketiga, keempat, bahkan kelima...
aku tak akan sanggup menahannya, menanggulanginya, menyembunyikannya.
Desakan itu.
Dari
mereka yang satu atap denganku, dari mereka yang berpapasan denganku,
dari angin tipis yang mendesis, dari malam, bintang, bulan.
Terutama dari kamu, dari engkau.
*Catatan 04 Juli 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar